Intermezzo : Penguatan Bekal Perjalanan.

Seni Menikmati Hidup.

Pada dasarnya setiap manusia pernah mengalami masalah. Entah dia yang punya masalah atau orang lain yang bermasalah dan dia yang terkenan akibatnya.

Penyebabnya pun juga beraneka ragam. Bahkan, ada beberapa orang yang sangat kecewa dengan kehidupan yang dirasakan. Hanya karena kekuatan yang Maha Kuasa saja dia memutuskan untuk tetap bertahan. Tak selamanya pilihan pilihan dalam hidup itu mudah. Terkadang kita pun juga kesulitan untuk menyalurkan cerita yang kita rasakan. Kesusahan untuk menemukan orang yang tepat dan memahami kita.

Bisa jadi, suatu masalah akan semakin meluber dan bertambah parah jika kita bercerita ke orang yang salah. Bahkan suatu institusi bisa berantakan hanya karena lidah yang tak bertulang. Orang berkelahi bahkan saling membunuh karena mulut.

Karena itulah, Islam sangat mewanti wanti kita supaya menjaga mulut. Tidak gossip apalagi sampai menyebar fitnah. Akan sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang.

Bagaimana jika kita mengalami kekecewaan dengan kehidupan kita?
1. Berdamailah dengan masa lalu.
Terimalah diri kita apa adanya. Seutuhnya dengan berbagai kekurangan yang kita miliki. Tak ada gading yang tak retak. Tak ada manusia yang terjaga. Langkah terbaiknya adalah kita menerima diri kita tanpa syarat. Berdamai dengan apapun yang sudah di takdirkan oleh Allah, dan menjadikan diri kita bersahabat dengan kekurangan kekurangan itu.

2. Menikmati Masa Kini.
Ini penting. Seni menikmati hidup adalah berbahagia setiap saat. Tak perlu menunggu nanti. Tak usah menunggu kita sukses. Karena kesuksesan yang kita tunggu bukanlah tujuan akhir dari proses panjang kehidupan kita.
Nikmatilah setiap suap nasi yang kita bisa nikmati hari ini. Nikmatilah keceriaan anak anak di sekitar kita tanpa merasa gerah. Berbahagialah ketika harus antri panjang dan kita dapat giliran terakhir. Apapun masalahnya, seberapa berat pun tekanannya tetaplah berbahagia sebagai manusia yang waras.

3. Jangan merisaukan masa depan.
Hidup kita sudah ada yang mengatur. Dekati saja Dzat yang memgatur-Nya. Tak perlu risau. Makanan kita esok pagi saja kita belum tahu walaupun bunda sudah belanja banyak bahan masakan. Memang kita sudah merencanakan sebaik mungkin dan sempurna apapun yang ada di hidup kita. Tapi tetap bukan kita pengendali diri ini. Maka, jika besok saja belum pasti. Apalagi sebulan, satu semester bahkan bertahun tahun yang akan datang.
Terimalah kehidupan ini dengan penuh rasa syukur. Kita masih dipertemukan dengan banyak orang baik. Masih banyak penolong dan pelindung kita ketika banyak masalah.
Kita selalu punya tempat bergantung. Setidaknya dengan berdiam diri di tepi pantai dan dikelilingi orang yang mencintai kita menjadikan kita lebih berbahagia. Bayangkan wajah wajah penuh senyum bahagia. Memakan makanan lezat bersama. Dan benar benar menikmati hidup.
Hidup kita terlalu pendek hanya untuk mengutuk masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan.

Mitra Belajar Anda


MaRia Ulfa

Komentar

Paling dicari

Seri Keputrian : Perempuan dan kecantikan.

Sejarah : Kisah Nabi Muhammad SAW

Dunia Berkualitas kita