Binatang Kesayangan Si Manis

🐣
Meong.

Pada suatu hari, ada seekor kucing terjerembab ke dalam sumur. Tiga hari lamanya baru tertolong. Dipanggilkan tukang gali sumur supaya mengambil si mpus itu. Begitu selamat ternyata kulitnya cantik. Putih bersih dengan blentong item yang menarik. Dan dia jantan. Pejantan tangguh.

Alhamdulillah dia selamat meski penuh perjuangan. Selang beberapa waktu kemudian dia sering berkunjung ke rumah. Tujuannya minta makan. Dan kita sekeluarga ndak tega lihat mpus itu kelaparan.

Sejak saat itu dia sering ke rumah. Hingga pada suatu saat diajaknya temen perempuan mpus itu. Sama, yang dia ajak juga seekor mpus. Betina. Pancawarna bulunya. Sekilas kelihatan bahwa dia kucing kampung jorok yang jelek. Tapi ternyata dari para mpus itu kita belajar tentang cinta. Rasa kepedulian dan kasoh sayang mereka benar-benar kelihatan nyata.

Sejak saat itu kita sekeluarga rescue 2 ekor kucing sekaligus. Kita panggil mereka pus. Pus - pus adalah cara paling sopan untuk memanggil kucing tanpa nama.

Pada kenyataannya hanya wajah mereka saja yang tampak jelek. Tingkah lakunya sangat menarik hati. Seiring berjalannya waktu si betina hamil. Sejak hamil dia lebih senang berada di rumah. Tiduran, makan, atau pun aktifitas kucing yang lain.

Beberapa waktu kemudian, lahirlah tiga ekor anak mpus yang lucu. Warnanya pun beragam. Ada yang belang telon. Satu lagi kuning. Dan panca warna mirip emaknya.

Sejak melahirkan pasangan kucing semakin menunjukkan kasih sayangnya secara nyata. Sayang si putih tak berumur panjang. Dia meninggal ketika anak-anak itu belum pada gede. Di susul kemudian si bayi kucing warna kuning, dia tertabrak sepeda motor yang di kendarai anak smp. Belang telon juga tak pulang.

Saat itu berat kehilangan kucing dalam waktu hampir bersamaan. Tapi kita masih punya dua kucing. Pancawarna yang akhire kita namai manis. Bukan bulunya yang manis. Tapi tingkahnya yang selalu gemesin.

Selang beberapa waktu si induk memakan makanan beracun dan mengantarkan bayinya ke rumah dalam kondisi sangat lemas. Tak ada yang bisa di perbuat. Dia hanya menitipkan anaknya dan tak kembali selamanya. Tiga hari kemudian dia ditemukan tewas di belakang rumah tetangga.

Saat itulah semua berubah. Sekeluarga jadi sayang manis. Kasihan awalnya. Dia yatim piatu di usia tiga minggu. Saat masih menyusu dan perlu pelajaran berharga ala kucing.

Kini dia sudah berusia hampir delapan bulan. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. Tak banyak yang berubah dari kami terhadapnya. Dia tetap manis dengan wajah yang mengiba, menggemaskan dan lucu. Syukurnya dia tak pernah bikin masalah di rumah. Dia lebih senang bawa buruannya pulang. Entah tikus, capung, kupu maupun jangkrik. Dia memang terlahir sebagai pemburu. Bahkan pernah suatu kali dia dapat tikus yang lebih besar dibandingkan tubuhnya. Kita terkejut tapi akhirnya maklum. Dia pernah belajar berburu meski sebentar dari induknya.

Sekarang dia bukan sekedar peliharaan, tapi bagian tak terpisahkan dari keluarga kami.

Komentar