Seri penyucian jiwa : Kehilangan
jika kita tarik benang merah, apa yang saya alami dalam setahun terakhir, berasa lebih banyak kehilangan dibanding mendapatkan sesuatu.
Dimulai dari kegalalan cinta dan indikator yang paling kelihatan adalah adek menikah lebih cepat di banding saya. dengan berbagai macam perasaan yang berkecamuk saat itu. bagi saya itu awal yang berat untuk seorang kakak tapi biarlah dia mengalir seperti air, apa adanya dan kita tetap melanjutkan kehidupan.
Ujian kedua adalah ketika saya harus berpindah tempat kerja dimana emosi saya dengan anak didik sudah terbangun sangat lama. menuju 10 tahun dengan segala suka duka nya. banyak hal tak tertulis tapi dirasakan bareng-bareng. Bukan hanya saya, anak anak pun begitu. setelah sebulan berlalu ada yang telfon sampai malam malam hanya untuk bercerita apa yang dia rasakan. tapi kita ndak mungkin berhenti disitu. baik saya maupun anak anak tetap harus melanjutkan kehidupan apapun drama yang dialami. peran kita tetap harus optimal di "rumah" baru.
hal lain diluar dugaan adalah ketika sudah bertemu keluarga baru di "rumah" baru. aslinya nyaman dan menyenangkan. anak anak disana pun baik. tapi menuju 1 bulan disana HP syaa hilang. anggap saja hilang karena ketika kita bilang ada yang mencuri kita juga tidak tahu harus melaporkan siapa. ikhtiar sebagai manusia sudah habis habisan kita lakukan. dan ternyata belum ketemu.
ini adalah tahun pembersihan diri kita dari berbagai hal. Mungkin Allah ingin saya mendekat sedekat dekatnya. tidak menduakan dengan apapun. dan bener bener hanya berpasrah kepada-Nya. menjadikan satu satunya dalam hati dan hidup saya. sebuah pengejawantahan dari doa "sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, semua hanya untuk Allah Rabb semesta alam. "
Jujur saya ridha, jika semua yang saya alami ini membuat Allah ridha dengan saya.
suka suka Allah sajalah, hidup saya mau dijungkirbalikkan model apapun. Semoga saya selalu menjadi pribadi yang sabar dan penuh syukur.
Dimulai dari kegalalan cinta dan indikator yang paling kelihatan adalah adek menikah lebih cepat di banding saya. dengan berbagai macam perasaan yang berkecamuk saat itu. bagi saya itu awal yang berat untuk seorang kakak tapi biarlah dia mengalir seperti air, apa adanya dan kita tetap melanjutkan kehidupan.
Ujian kedua adalah ketika saya harus berpindah tempat kerja dimana emosi saya dengan anak didik sudah terbangun sangat lama. menuju 10 tahun dengan segala suka duka nya. banyak hal tak tertulis tapi dirasakan bareng-bareng. Bukan hanya saya, anak anak pun begitu. setelah sebulan berlalu ada yang telfon sampai malam malam hanya untuk bercerita apa yang dia rasakan. tapi kita ndak mungkin berhenti disitu. baik saya maupun anak anak tetap harus melanjutkan kehidupan apapun drama yang dialami. peran kita tetap harus optimal di "rumah" baru.
hal lain diluar dugaan adalah ketika sudah bertemu keluarga baru di "rumah" baru. aslinya nyaman dan menyenangkan. anak anak disana pun baik. tapi menuju 1 bulan disana HP syaa hilang. anggap saja hilang karena ketika kita bilang ada yang mencuri kita juga tidak tahu harus melaporkan siapa. ikhtiar sebagai manusia sudah habis habisan kita lakukan. dan ternyata belum ketemu.
ini adalah tahun pembersihan diri kita dari berbagai hal. Mungkin Allah ingin saya mendekat sedekat dekatnya. tidak menduakan dengan apapun. dan bener bener hanya berpasrah kepada-Nya. menjadikan satu satunya dalam hati dan hidup saya. sebuah pengejawantahan dari doa "sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, semua hanya untuk Allah Rabb semesta alam. "
Jujur saya ridha, jika semua yang saya alami ini membuat Allah ridha dengan saya.
suka suka Allah sajalah, hidup saya mau dijungkirbalikkan model apapun. Semoga saya selalu menjadi pribadi yang sabar dan penuh syukur.
Komentar
Posting Komentar