Aku (mengenang) perjalanan kita.
Sore ini, sejarah seperti terulang. Kita melingkar. Sama seperti dulu ketika awal kita melangkah di jalan dakwah. Semoga Allah pun memberkahi-Nya. Jika kelak engkau tak menemukan aku di syurga-Nya. Carilah sampai kita terkumpul kembali.
Sejak dulu, kebersamaan kita dirajut karena kita (kebetulan) memiliki banyak kesamaan. Tetanggaan (jika diitungnya 40 rumah ke kanan kiri depan belakang) kita termasuk tetangga meski beda desa. Tugas dan tanggung jawab yang sama. Bertahun tahun menyebarkan misi ketuhanan di bumi jihad yang sama. Berjuang bersama. Sampe saat itu pernah terbesit di hati kita,"Lo lagi, Lo lagi. Bukan aku bosan sih liat kamu, cuma kok kayak ndak ada wajah lain ajah?"
Piye ndak bosan, kita tiap ada kegiatan (berasa) paling rajin. Dimana ada kau selalu ada aku. Berdua kita lalui jalan berliku. Sudah pernah merasakan berantem, trus berdamai, saling faham makanan yang kita sukai. Sampe ngerti jadwal ngajar sehari hari. Dan saling melengkapi jika ada yang kesulitan.
Bahkan setelah ada masalah berat pun kita tetap bersatu seperti satu tubuh yang tak terpisahkan. Saat ini kita kembali mengenang. Bahwa kebersamaan ini harus penuh keabadian. Menembus jarak dan waktu. Sebagai cerita indah persabahatan dan ukhuwah islamiyah.
Cerita ini tentang seseorang yang sering ngaji bareng, dan tak mungkin tersebutkan namanya. Rahasia donk, biar jadi teka teki buat yang baca. Tak apalah jika saat ini jauh di mata tapi dekat di doa.
Maria Ulfa
Sahabat sekaligus rekan belajar anda.
Sejak dulu, kebersamaan kita dirajut karena kita (kebetulan) memiliki banyak kesamaan. Tetanggaan (jika diitungnya 40 rumah ke kanan kiri depan belakang) kita termasuk tetangga meski beda desa. Tugas dan tanggung jawab yang sama. Bertahun tahun menyebarkan misi ketuhanan di bumi jihad yang sama. Berjuang bersama. Sampe saat itu pernah terbesit di hati kita,"Lo lagi, Lo lagi. Bukan aku bosan sih liat kamu, cuma kok kayak ndak ada wajah lain ajah?"
Piye ndak bosan, kita tiap ada kegiatan (berasa) paling rajin. Dimana ada kau selalu ada aku. Berdua kita lalui jalan berliku. Sudah pernah merasakan berantem, trus berdamai, saling faham makanan yang kita sukai. Sampe ngerti jadwal ngajar sehari hari. Dan saling melengkapi jika ada yang kesulitan.
Bahkan setelah ada masalah berat pun kita tetap bersatu seperti satu tubuh yang tak terpisahkan. Saat ini kita kembali mengenang. Bahwa kebersamaan ini harus penuh keabadian. Menembus jarak dan waktu. Sebagai cerita indah persabahatan dan ukhuwah islamiyah.
Cerita ini tentang seseorang yang sering ngaji bareng, dan tak mungkin tersebutkan namanya. Rahasia donk, biar jadi teka teki buat yang baca. Tak apalah jika saat ini jauh di mata tapi dekat di doa.
Maria Ulfa
Sahabat sekaligus rekan belajar anda.

Komentar
Posting Komentar