Tentang kita. : Kenangan bersama Nenek
Aku sejak awal aering bingung dengan hal apa yang harus dijadikan prioritas. Kalau sudah kayak begitu, akhire pakai instuisi atau firasat. Alhamdulillah kalau bener. Tapi kan kita semua tahu kelemahan ituisi. Tidak ada data fakta dan logika.
Melepaskan saja semua hal indah yang ada di depan mata dan membiarkan saja semua sesuai kehendak hati.
Seperti ahad kemarin pagi, pas jam 6.30 WIB biasanya itu jadwal ngaji pekanan di kampung sebelah. Tapi firasat mengatakan bolos sajalah dan pergi ke pasar. Padahal ndak ada kegiatan apapun di pasar. Ndak janjian sama siapapun. Hanya pingin wae ke pasar. Jujur, ini keinginan yang jarang. Aku lebih suka ngaji dibanding belanja.
Pas kita nyampe ke pasar, paklik jemput mbah putri, kita lihat penjemputan itu. Mbah putri kakinya sudah berdarah-darah. Jadi darah di kakinya udah mengucur bukan lagi menetes. Alhamdulillahnya ke pasar sama ibuk. Ndak sendirian. Ibuk tanya ke emak,"kenapa kok kakinya bisa sampe kayak begini?"
Tak ada balasan yang ada hanya derai air mata. Tambah paniklah saya, hilang sudah mood belanja saya. Akhire kita muter sebentar, nyari kebutuhan yang bener-bener penting dan setelah keliling kita duduk manis di tempat emak jualan.
Budhe dateng"Mumpung masih banyak yang muda muda, yang masih kuat. Ayo tutup wae'.
Ibuk "Silahkan".
Dan berkemaslah kita. Satu persatu barang dagangan di titipkan di belakang di rumah orang. Maklum emak hanya pedagang kaki 5. Begitu lihat bawah darah itu ada dimana mana. Beralaskan kresek dan kertas. Dan sebagian ada di tas.
2 jam beliau nahan sakit seperti itu sebelum benar benar dapat pertolongan pertama. Setelah beberes selesai. Hati itu masih tetap berasa ngga penak.
Pulanglah saya untuk membatalkan beberapa jadwal yang lain. Lumayan bikin shock banyak orang karena mendadak sekali.
Setelah dibawa pertama ke tanggung ndak ketemu dengan orangnya, di bawa ke klinik juga pas kebetulan pemiliknya ndak bisa. Dibawalah beliau ke puskesmas gondanglegi. Dan mendapat pertolongan pertama disana.
Ternyata sakitnya itu karena keserempet becak ketika perjalanan berangkat mau jualan di pagi hari.
Dan 3 hari berlalau setelah peristiwa itu; emak sudah jauh lebih sehat, lebih kiat dan bisa jalan jalam lagi meski ndak jauh. Trauma juga sudah berkurang.
InsyaAllah susah sembuh dan siap menemani cucu cucunya main bola.
Melepaskan saja semua hal indah yang ada di depan mata dan membiarkan saja semua sesuai kehendak hati.
Seperti ahad kemarin pagi, pas jam 6.30 WIB biasanya itu jadwal ngaji pekanan di kampung sebelah. Tapi firasat mengatakan bolos sajalah dan pergi ke pasar. Padahal ndak ada kegiatan apapun di pasar. Ndak janjian sama siapapun. Hanya pingin wae ke pasar. Jujur, ini keinginan yang jarang. Aku lebih suka ngaji dibanding belanja.
Pas kita nyampe ke pasar, paklik jemput mbah putri, kita lihat penjemputan itu. Mbah putri kakinya sudah berdarah-darah. Jadi darah di kakinya udah mengucur bukan lagi menetes. Alhamdulillahnya ke pasar sama ibuk. Ndak sendirian. Ibuk tanya ke emak,"kenapa kok kakinya bisa sampe kayak begini?"
Tak ada balasan yang ada hanya derai air mata. Tambah paniklah saya, hilang sudah mood belanja saya. Akhire kita muter sebentar, nyari kebutuhan yang bener-bener penting dan setelah keliling kita duduk manis di tempat emak jualan.
Budhe dateng"Mumpung masih banyak yang muda muda, yang masih kuat. Ayo tutup wae'.
Ibuk "Silahkan".
Dan berkemaslah kita. Satu persatu barang dagangan di titipkan di belakang di rumah orang. Maklum emak hanya pedagang kaki 5. Begitu lihat bawah darah itu ada dimana mana. Beralaskan kresek dan kertas. Dan sebagian ada di tas.
2 jam beliau nahan sakit seperti itu sebelum benar benar dapat pertolongan pertama. Setelah beberes selesai. Hati itu masih tetap berasa ngga penak.
Pulanglah saya untuk membatalkan beberapa jadwal yang lain. Lumayan bikin shock banyak orang karena mendadak sekali.
Setelah dibawa pertama ke tanggung ndak ketemu dengan orangnya, di bawa ke klinik juga pas kebetulan pemiliknya ndak bisa. Dibawalah beliau ke puskesmas gondanglegi. Dan mendapat pertolongan pertama disana.
Ternyata sakitnya itu karena keserempet becak ketika perjalanan berangkat mau jualan di pagi hari.
Dan 3 hari berlalau setelah peristiwa itu; emak sudah jauh lebih sehat, lebih kiat dan bisa jalan jalam lagi meski ndak jauh. Trauma juga sudah berkurang.
InsyaAllah susah sembuh dan siap menemani cucu cucunya main bola.
Komentar
Posting Komentar